Rupanya tidak semua pebisnis di Indonesia mengandalkan bahan baku dari luar negeri. Seperti yang terjadi pada Delamibrands, pemain ritel fesyen dengan nama resmi PT Delami Garment Industries. Delamibrands berhasil menggunakan 80% bahan baku lokal. Itu artinya, beban biaya bahan baku impor masih terasa minim bagi ritel yang menaungi merek Wood, The Executive, Et Cetera, Wrangler, Lee, Jockey, Choya, Colorbox, dan Tirajeans ini.
Bahkan, Boysanto Pasaribu, Marketing Director PT Delami Garment Industries mengatakan,pundi-pundi keuntungan mengalir ke pihaknya, lantaran Delamibrands juga merupakan eksportir produk pakaian jadi ke kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS).
“Tetap saja, kami merasa, tingginya nilai tukar dollar AS terhadap rupiah merupakan indikasi yang tidak baik. Jika sewaktu-waktu kami membutuhkan bahan baku impor tentunya akan menjadi kendala. Selain itu, melemahnya rupiah juga membuat daya beli konsumen menurun. Jelas kami ingin, harga dollar AS ideal, sehingga daya beli meningkat,” tuturnya.
Boy menjelaskan, justru, kondisi saat ini menjadi pil pahit bagi peritel asing yang mengimpor produknya dari luar negeri. Mereka membeli dalam dollar AS, namun harus menjualnya dalam rupiah. “Konversinya akan setengah mati. Kalau mereka menaikkan harga, pelanggannya akan bingung. Sehingga, mereka mesti mengorbankan margin keuntungan,” papar pria yang sudah 20 tahun lebih berkecimpung di dunia ritel.
Dengan konten lokal yang mencapai 80%, tentu membuat Delamibrands mampu menjaga harga tetap stabil meski rupiah bergerak fluktuatif terhadap dollar AS. Delami pun yakin, dengan kekuatan brand yang dimilikinya, pihaknya dapat menjaga kestabilan harga serta menunda perang diskon sebagai amunisi terakhir.
Sumber Artikel Lihat Disini